Apa yang dapat menyebabkan kapal terbalik?

banner 468x60

PENYEBAB KAPAL TERBALIK
Oleh : Ir. Sjaifuddin Thahir, MSc.

Semua kapal tak terkecuali di dunia ini bisa terbalik. Kenapa bisa terbalik? Hal ini disebabkan karena situasi dan kondisi kapal yang awalnya miring, biasanya ke salah satu sisi kapal. Ke kiri atau ke kanan. Sehingga kapal tidak dapat berdiri tegak kembali atau kondisi kapal tidak bisa kembali seperti halnya pada posisi semula (yaitu tegak). Tidak ada momen pengembali. Kondisi miring tersebut memiliki kecenderungan bagi kapal yang mengarah bahwa kapal bisa terbalik dalam air laut dan tenggelam. Kondisi miring ini adalah kondisi yang paling tidak aman bagi ABK, penumpang, kapal, mesin kapal dan lingkungan laut.

banner 336x280

Dalam tulisan saya kali ini akan kita coba membahas berbagai penyebab kapal yang bisa miring dan berbuntut kapal terbalik dan tindakan-tindakan pencegahan apa saja untuk menghindari kapal terbalik.

DAMPAK PERMUKAAN BEBAS DALAM TANGKI KAPAL:
Tidak disadari. Pada saat mudik lebaran maupun arus balik lebaran, atau momen-momen liburan natal dan tahun baru, dll hamper dipastikan bahwa muatan kapal adalah penuh. Konsekwensi dari muatan kapal yang penuh ini bagi kapten kapal adalah mengurangi DWT, salah satunya dengan mengurangi isi tangki balas. Pengurangan tangki balas ini akan berdampak timbulnya turunnya permukaan balas dan timbul permukaan bebas. Permukaan bebas yang luas ini bisa menyebabkan kapal miring ke kiri atau ke kanan dan berakhir berkecenderungan resiko kapal terbalik. Permukaan bebas yang berukuran besar dan lebar, dapat mengakibatkan muatan bergerak semaunya sendiri karena gerakan kapal dan gelombang laut. Bila kapal tidak memiliki pembagian sekat kapal yang tepat misalnya pada tangki kapal (tidak ada sekat memanjangnya), maka dapat berakibat pengurangan tinggi metasentrik kapal dan hal ini dapat meningkatkan kemungkinan kapal terbalik, terutama jika GM (metasentrik) kurang (biasanya pada kapal ferry Ro Ro rentan karena konstruksi bangunan atas hampir mendominasi di atas geladak kendaraan.)

Tidak disadari pula bahwa kapal tanker milik Pertamina dan perusahaan pelayaran jenis tanker tidak memiliki sekat memanjang. Pada kapal tanker yang dirancang tanpa adanya sekat memanjang di dalam tangki muatan, maka akan lebih rentan terhadap pergerakan muatan dan dampak permukaan bebas yang besar bisa dirasakan, terutama bila kapal dimuat dalam cuaca yang buruk dan memungkinkan air laut dalam jumlah yang banyak masuk ke dalam geladak. Jangan kaget kalua kapal tanker ada yang terguling.

Untuk pemukaan bebas yang ada di atas geladak juga berpotensi membuat kapal miring dan terguling. Dalam hal seperti adanya air pada permukaan geladak itu jika drainase kapal yang tidak lancar keluar dari kapal dan tidak tersedia di kapal, maka kemungkinan kapal bisa terbalik dengan cepat.

PERGESERAN MUATAN KAPAL:
Kita selalu tidak menyadari pula bahwa muatan kapal yang tidak terikat dengan baik, misalnya pada kapal ferry roro, itu berpotensi kapal bisa miring dan akhirnya terbalik dan tenggelam. Malas mengikat kendaraan diatas geladak kendaraan. Atau tidak memiliki waktu untuk mengikat kendaraan. Pergeseran muatan kapal yang ada di atas kapal dapat mengakibatkan kapal mengalami miring, yang selanjutnya dapat meningkatkan kapal mengalami rolling yang progresif dan dengan demikian kemungkinan kapal bisa terbalik. Itulah kenapa kapal harus mempunyai program cargo securing manual.

Pengikatan muatan kapal yang tepat sangat diperlukan. Tata cara pengikatan muatan kapal ini juga dapat dihindari dengan cara membuat desain kapal yang baik, misalnya untuk kapal ferry roro dengan layout kendaraan di atas car deck dan untuk kapal bulk carrier dengan penyediaan tangki hopper dimana dengan ini dapat meminimalkan pergeseran muatan kapal.

SIFAT MUATAN KAPAL:
Demikian pula sifat muatan kapal. Beberapa jenis muatan kapal dalam bentuk curah. Muatan curah ini sebenarnya rentan terhadap kelembaban yang biasanya menyerap air (sifat hidroskopi). Bila kadar air dalam muatan curah itu meningkat di atas batas-batas tertentu, maka muatan curah kering tersebut berperilaku sebagai muatan cair sehingga menimbulkan dampak seperti permukaan bebas yang tinggi atau sebagai pergeseran muatan kapal, hal ini menjadikan kapal bisa miring yang membahayakan bagi kapal dan kemungkinan kapal bisa terbalik.

KAPAL KANDAS
Sering kali kita dapat berita kapal kandas. Bahwa kapal kandas tersebut terjadi kenaikan titik berat kapal virtual. Jika kapal mengalami kandas, khususnya pada bagian kapal yang berada pada luar garis tengah kapal dan kemudian jika level permukaan air turun, maka akan ada kenaikan virtual pada titik berat kapal.

Kenaikan virtual titik berat kapal ini dapat membuat tinggi metasentrik menjadi berkurang dan kadang bisa menjadi negatif, yang menyebabkan kapal bisa terbalik. Karena alasan inilah maka kewaspadaan kita diperlukan untuk memastikan bahwa tidak boleh ada kejadian kapal kandas. Atau hindari kapal mengalami kandas.

KAPAL BOCOR
Kalua ada pada bagian konstruksi kapal mengalami kebocoran, maka hal ini bisa berdampak kapal miring dan terguling selanjutnya terbalik. Setiap jenis kebocoran di kapal karena kerusakan baik dari eksternal atau internal dapat mengakibatkan hilangnya daya apung kapal.

Jika kapal mengalami kehilangan daya apung yang lebih besar dari buoyancy cadangan, maka kapal dapat terbalik. Oleh karena itu konstruksi lambung kapal, kekedapan terhadap air dan integritas konstruksi terhadap cuaca dan sistem perpipaan yang mengalami bocor harus dijaga setiap saat. Agar kapal tidak miring dan terbalik.

CUACA BURUK
Banyak pihak selalu menyampaikan bahwa cuaca laut saat itu buruk. Misalnya badai dimana air dapat meluap sampai di geladak kapal. Setiap jenis kerusakan yang diakibatkan adanya cuaca buruk di laut yang menyebabkan kapal mengalami kebanjiran air laut di atas geladak progresif dapat menyebabkan hilangnya daya apung kapal. Jika kehilangan daya apung ini lebih besar dari daya apung cadangan, maka hamper dipastikan kapal dapat terbalik.

Oleh karena itu kita dianjurkan dapat mengidentifikasi siklus cuaca di suatu wilayah perairan tertentu, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya cuaca buruk.

KEBAKARAN KAPAL:
Ada banyak kapal yang mengalami kebakaran, kemudian kapal dikabarkan terguling dan terbalik. Kenapa bisa demikian? Hal ini karena, saat ABK melakukan pemadaman kebakaran kapal. Pemadaman biasanya menggunakan pompa pemadam kebakaran di kapal, yang disemprotkan terutama pada geladak yang lebih tinggi, bila tumpukan air lebih berat di bagian atas kapal, dimungkinkan akan ada penambahan berat yang boleh dibilang signifikan pada titik berat kapal ‘G’ dan terjadilah pengurangan GM yang mengarahkan kapal memiliki kemungkinan kapal terbalik. Oleh karena itu prosedur pemadaman kebakaran di kapal harus diperhatikan.

SINKRONSASI PERIODE ROLLING KAPAL DAN PERIODE GELOMBANG LAUT:
Setiap kapal yang dirancang dan dibangun pasti akan memiliki periode rolling alami (natural) yang biasanya berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari ketinggian metasentrik dan berbanding lurus dengan lebar kapal.

Jika kapal menghadapi serangkaian gelombang laut yang besar sedemikian rupa sehingga periode gelombang laut sesuai dengan periode rolling kapal, maka kapal tidak akan memiliki waktu yang tepat sebelum gelombang berikutnya menyerangnya. Situasi ini, jika tidak dikoreksi dengan baik, maka dapat menyebabkan kapal bisa terbalik. Oleh karena itu kita harus segera mengkoreksinya dengan cara mengubah kecepatan dan arah kapal diubah seperlunya untuk menghindari dampak buruk dari sinkronisasi antara periode gelombang laut dan periode roling kapal.

Semoga bermanfaat
Sjaifuddin Thahir
Mobile : 0817188831
Email : sjaifuddin1963@gmail.com

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *