Palembang – Akibat golongan darah yang ditransfusi salah, selama hampir 10 bulan seorang remaja di Lahat Muhammad Rizky (16) cuci darah dua kali tiap pekan. Pihak Rumah Sakit Umumum Daerah (RSUD) Lahat, Sumatera Selatan, tempat Rizky salah ditransfusi darah, meskipun sudah dilaporkan ke polisi belum memberikan pertanggungjawabannya.
Demikian dikatakan Muhammad Fadli dari Kantor Bantuan Hukum Sumatera, di Jalan Kapten A Rivai, Palembang, selaku kuasa hukum Rizky dan kedua orangtuanya, kepada detikcom, Selasa (189/04/2011).
Diceritakan Fadli, pada 26 Mei 2010, Rizky diantar orangtuanya ke RSUD Lahat. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium RSUD Lahat, HB milik korban hanya 5,9 g/dl. Hasil laboratorium itu kemudian ditindaklanjuti Dr Rahadian untuk ditransfusi darah karena didiagnosa Rizky terkena anemia.
Lalu kedua orangtua Rizky mendatangi PMI Cabang Lahat. Secara jelas disebutkan bahwa darah yang dibutuhkan korban adalah darah AB. Mereka mendapatkan dua kantong darah golongan AB.
Kemudian dilakukan transfusi darah kepada Rizky, namun baru setengah kantong darah yang ditransfusi Rizky mengigil dan susah bernapas. Orang tua korban meminta menghentikan transfusi yang sedang berjalan kepada tenaga medis yang sedang melakukan transfusi tersebut.
Pada 27 Mei 2010 pihak RSUD Lahat akan melakukan transfusi darah kembali, namun orang tua Rizky menolak karena korban dalam kondisinya dalam keadaan lemah dan masih sulit bernapas.
Pada 3 Juni 2010 korban kembali ditransfusi darah, namun baru seperempat kantong darah yang ditransfusi Rizky kembali mengigil dan susah bernapas, kemudian orang tua Rizky meminta tim medis menghentikannya.
Bahwa karena kondisi korban yang lemah dan terkadang sulit bernapas, korban dirawat di RSUD Lahat hingga 6 Juni 2010. Setelah keluar dari RSUD Lahat, dua kali Rizky mengalami pingsan.
Rizky kemudian dibawa berobat di RSUP Dr. Muhammad Hoesin Palembang pada bulan Juli 2010. Setelah dilakukan pemeriksaan golongan darah di Unit Transfusi Darah Cabang PMI Kota Palembang golongan darah korban adalah B+, bukan AB seperti hasil pemeriksaaan di laboratorium RSUD Lahat.
“Nah, hasil pemeriksaan dokter di di rumah sakit Muhammad Hoesin, Rizky diharuskan cuci darah. Awalnya tiga kali seminggu, setelah itu 2 kali seminggu hingga saat ini,” kata Fadli.
Orangtua korban mencoba meminta pertanggungjawaban dari RSUD Lahat. Berdasarkan beberapa kali pertemuan, bukanlah penyelesaian yang diterima. Bahkan salah satu dokter yang menjelaskan kepada orangtua Rizky peristiwa ini tidak akan berdampak apa-apa bagi si korban.
“Klien kami kemudian melaporkan persoalan tersebut Polres Lahat. Tapi hingga saat ini prosesnya belum berjalan. Menurut kepolisian, pihaknya kekurangan saksi,” kata Fadli.
Berdasarkan kondisi ini, Fadli mengharapkan kepolisian segera memproses cepat kasus tersebut, “Dan kami juga berharap pihak instansi yang berwenang untuk turut serta dalam menyikapi kejadian ini, khususnya bagi pemerintah daerah Lahat dan DPRD Lahat,” ujarnya.
“Kini Rizky sudah tidak sekolah lagi,” kata Fadli yang didampingi rekannya Agus Mirantawan.
Rabu, 20/04/2011 00:35 WIB
Akibat Salah Transfusi Darah, Rizky Cuci Darah Setiap Pekan
Taufik Wijaya – detikNews. (tw/lrn)